CAKUPAN

Catatan Kaki Kehidupan

Featured Video

Ads Here

Wednesday, December 12, 2018

Labuan Bajo : Antara Senyum Dan Air Mata

CAKUPAN melihatnya seperti tangisan anak-anak yang tahu orang tuanya, tapi tak tahu hendak ke mana ia dibawa. Mereka ada disetiap sudut hunian. Menabrak terik sambil mengibas peluh untuk meneguk setitik obat dahaga; dan memang susah payah. Itulah penghuni: pada titik tertentu mesti berdiri dikaki sendiri; sebab demikian hukum alam dan tidak bisa dibohongi. Meski begitu, penghuni tidak seperti makhluk liar yang tanpa akomodir; sebab bila tidak, kini dan kelak seperti reruntuhan bangunan, ia hanya puing-tiada mampu beradaptasi dan derita berkepanjangan. Bila saja (punya hati) sempat menoleh sana-sini, ada yang kokoh, lunglai dan dijumpai pula puing-puing. Mereka butuh jamahan penghuni yang kepadanya diberi kepercayaan dalam karya mengakomodir dari soal kecil hingga yang besar. Tak berarti ikthiar privatus pemberi kepercayaan tidak dijalankan, namun dalam hal universal yang dipercayakan mesti tampil sebagai sinar yang menghalau kegelapan, bukan sumber kegelapan. Mungkin ada upaya perbuatan aktif terhadap yang telah dicanangkan dan karenanya seperti gerimis dimusim kering yang hanya membasahi permukaan tanah dan setelahnya menyisahkan debu-debu yang merusak penglihatan. Air mata republik tercucur karena debu itu. Debu penghuni penerima kepercayaan yang banyak Kehilangan Rasa

No comments:

Post a Comment