CAKUPAN

Catatan Kaki Kehidupan

Featured Video

Ads Here

Tuesday, April 17, 2018

Pena Hitam-2 Fakta Dibalik Kontroversi Puisi Sukmawati



Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

Lebih merdu dari alunan azan mu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan 
sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa 

beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.



Penggalan puisi Sukmawati di atas; sudah menuai banyak kritikan pedas dari setiap kalangan. Bahkan ada yang menyebutkan bahwa puisi tersebut lebih SADIS dari apa yang pernah Ahok ucapkan. Sudah sangat jelas isi puisi "Ibu Indonesia" melecehkan umat Islam.

Dua fakta yang mau diungkapkan:

(1). Jika dilihat secara positif,kritis dan komprehensif isi obyek yang cukup menggemparkan beberapa kalangan; maka hal itu sebenarnya mau mengungkapkan KeIndonesiaan pra Agama; Era yang bukan seperti hari ini,bahkan sebelum pengaruh Arab,Persia dan Gujarat; Indonesia begitu akrab dengan alam("maritim-agraris"). Ini juga  menjunjung nilai budaya yang kaya dari suku yang beragam.
    "Ketidaktahuannya" mau mengungkapkan bahwa dia tahu ;yang lahir pada masa pengaruh Arab,Persia dan Gujarat atau sesudahnya: adalah unsur yang berusia lebih muda dari KeIndonesiaan. Di sini "dia" melihat KeIndonesiaan pra agama di bawah pengaruh tiga bangsa di atas atau sesudah ketiganya.

(2). Bertolak dari Isi piagam Jakarta mengenai Pancasila (sila pertama) bunyinya:
"Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya"

Secara jujur bahwa;sebagian besar kemerdekaan Indonesia diraih atas jasa para pahlawan yang 90 persen memeluk agama Islam. "Ini tidak bisa di pungkiri".
Akan tetapi mengingat Indonesia terbentuk atas bentangan pulau-pulau (Sabang-Merauke);dan keberagaman etnis dan budayanya, maka sila pertama di ubah menjadi: KeTuhanan Yang Maha Esa (Rapat Panitia PPKI 18 Agustus 1945).
     Penggalan puisi ibu Sukmawati lebih cocok untuk (dideklamasikan{pada};mengenang) masa pra kemerdekaan.
Ia lebih mencintai KeIndonesiaan daripada salah satu unsurnya: itulah pesan singkat puisi Sukmawati.
👇👇
*******
Obyek yang lahir dari nurani,dirajut dengan pena;bahkan pena modrn,dan kini telah diperdengar: sudah dan sedang menuai pujian hitam.
Sebuah catatan kritis yang sedikit menepuk bahu fanatis dan radikal..
Ya...kritis kadang menjadi sebuah tamparan keras....
APAKAH ITU AKAN BERBALIK?

****************

No comments:

Post a Comment